5 Tips Merencanakan Liburan Dadakan
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh… Bismillahirrohmaanirrohiim… Merencanakan liburan sebaiknya dilakukan sejak jauh hari dengan persiapan yang baik. Tapi bukan berarti tidak mungkin melakukan rekreasi dadakan. Semua bisa melakukan perjalanan terencana maupun spontan selama memiliki niat, kesehatan serta biaya.
Daftar Isi
Terencana vs Spontan
Bagi teman pembaca yang mengenal secara langsung diriku dan pak suami biasanya sudah tahu siapa yang apa. Siapa yang lebih suka menyusun rencana serta siapa yang lebih spontan dan mengalir. Sebetulnya tidak ada mana yang lebih unggul diantara kedua watak tersebut. Berdasarkan pengalamanku selama menikah dengan suamiku keunikan kami mampu mengisi dan melengkapi di berbagai situasi dan kondisi.
Terkait dengan liburan pun tidak ada yang lebih unggul antara yang disiapkan dengan perencanaan matang atau dadakan. Yang terencana bisa lebih bagus untuk bepergian jarak jauh atau yang membutuhkan durasi lebih dari tiga hari. Vakansi spontan bisa dilakukan untuk liburan yang durasinya lebih pendek.
Beberapa ide liburan michdichuns bisa dibaca di cerita 10 Negara Tujuan Impian.
Kami berdua sudah beberapa kali mengisi masa libur dengan agenda yang sifatnya dadakan maupun terjadwal. Baru-baru ini kami baru saja kembali dari perjalanan rekreasi selama tiga hari dua malam yang direncanakan hanya dalam waktu satu malam. Bagaimana mungkin?
5 Tips Merancang Liburan Spontan
Tentu saja hal ini mungkin dilakukan jika memang memiliki niat yang kuat, sehat dan biaya. Supaya lebih meyakinkan dan spesifik aku ingin berbagi lima buah tips merancang kegiatan keluarga ke luar kota secara spontan yang baru saja kami lakukan. Tips ini ala Michdichuns ya jadi teman pembaca bisa menyesuaikan dan modifikasi sesuai dengan diri teman-teman maupun keluarga.
1. Temukan strong why
Menentukan apakah akan beneran pergi atau tidak hanya dalam satu malam tentu bukan perkara yang mudah. Ada komponen-komponen yang terkait perjalanan liburan yang perlu dipikirkan dan pertimbangkan. Tidak selalu mudah.. Tapi jika teman pembaca Michdichuns memiliki niat yang kuat untuk melakukan perjalanan serta dapat menemukan strong why, mengapa tidak?
Keluarga kami dapat menentukan alasan terkuat kami untuk pergi di tengah kasus COVID-19 yang tinggi di Jerman. Alasannya cukup jelas dan pasti. Kami ingin berlibur bersama keluarga Hannover lainnya yang memiliki anak yang sebaya dengan bocil. Selain itu kami ingin mengajak eyang yang baru tiba dari Indonesia jalan-jalan di kota Berlin.
Kapan lagi kan?
2. Pastikan seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat
Melakukan perjalanan yang sifatnya dadakan akan lebih menyenangkan jika kondisi tubuh kita dalam keadaan prima. Jika perjalanan dilakukan bersama anggota keluarga lainnya, sebaiknya kita memastikan terlebih dahulu mereka ini juga dalam kondisi sehat. Paling tidak fisiknya kuat dan prima.
Apalagi dalam kondisi yang masih dinyatakan dalam keadaan pandemi seperti sekarang ini. Kondisi tubuh yang fit dibutuhkan untuk menangkis virus-virus. Ketahanan tubuh yang prima juga diperlukan supaya kita mampu untuk memakai masker dalam jangka waktu yang lama.
Di Jerman saat ini sedang berada di musim dingin. Berada di luar di tengah cuaca yang cukup dingin membutuhkan tubuh yang dalam keadaan baik. Kadang kala tidak hanya udara dinginnya yang menggigit melainkan angin kencang yang dingin dapat membuat tubuh ambruk.
3. Status tempat tujuan terkait COVID-19
Di Jerman saat ini jumlah kasus baru setiap harinya sedang meningkat kembali. Bukan hanya itu saja, jika ditotal jumlahnya ribuan. Oleh karena itu disini berlaku protokol kesehatan yang cukup ketat. Yang perlu diwaspadai peraturan yang ada di satu negara bagian tertentu bisa jadi berbeda di negara bagian yang lain.
Contohnya di negara bagian Niedersachsen anak-anak berusia dibawah 18 tahun tidak perlu menunjukkan bukti sudah diimunisasi, pernah terinfeksi atau hasil tes antigen negatif ke tempat-tempat manapun. Lainnya halnya dengan Berlin, anak-anak usia sekolah perlu menunjukkan bukti hasil tes antigen negatif atau pernah terinfeksi bila ingin masuk ke tempat-tempat publik. Misalnya hotel, musium, planetarium.
Hal yang sama juga terjadi saat kami sekeluarga pergi ke negara tetangga. Peraturan yang berlaku disana berbeda dengan protokol Jerman. Terkait dengan bepergian lintas negara aku menyarankan sebaiknya cari informasi melalui website resmi negara tersebut. Adakah dokumen penyerta yang perlu disiapkan atau dokumen elektronik yang perlu diisi? Setelah itu cari tahu persyaratan dari negara Jerman bagi pelancong yang kembali ke Jerman dari luar negeri.
4. Memilih penginapan yang murah
Tips keempat berkaitan dengan dana yang tersedia. Kalau boleh kasih saran 4a, sebaiknya sisihkan tiap bulan dana untuk travelling jika masih ada kelebihan dana. Sebab dana yang sudah ada ini mempengaruhi keputusan apakah perjalanan spontan jadi dilakukan atau tidak (ini berlaku di keluargaku).
Pandemi menurutku mempengaruhi harga-harga penginapan. Aku teringat tiga tahun lalu, aku mengurusi trip akhir tahun keluarga kami dan juga keluarga dari Jakarta. Harga-harga saat itu sudah melambung tinggi padahal waktu itu masih sekitar bulan Oktober-November. Untung masih bisa mendapat penginapan dengan harga yang lumayan masuk akal di tengah kota Berlin.
Saat mencari penginapan H-2 keberangkatan minggu (menjelang tahun baru 2021) aku masih bisa menemukan penginapan yang bagus. Hotel terletak dekat pusat kota Berlin, lokasinya happening, berhasil kudapatkan dengan harga kurang dari 100 euro. Ini total biaya untuk satu kamar selama tiga hari dua malam, tiga orang dewasa dan satu anak diatas usia 2 tahun.
Bagi yang membawa mobil sebaiknya dipertimbangkan untuk parkirnya. Apakah penginapan mengenakan biaya parkir? Adakah alternatif tempat parkir? Bagaimana keamanannya?
Untuk keluarga dengan anak-anak, aku menyarankan untuk mencari penginapan di Meininger, AO, B&B dan jaringan accor. Jangan lupa bandingkan antara booking.com dan situs resmi nama-nama hotel tersebut. Jika masih belum ketemu harga yang cocok, bisa cari di hostel ramah anak atau juga airbnb.
Bila harganya melambung tinggi, sebaiknya pertimbangkan lagi strong why teman Michdichuns!
5. Memilih transportasi
Yang terakhir adalah mencari moda transportasi. Ini aku posisikan di bagian terakhir sebab kurang relevan bagi yang punya kendaraan pribadi. Jika teman pembaca sama sepertiku yang tidak memiliki kendaraan pribadi atau punya kendaraan tapi kondisinya kurang sehat untuk perjalanan jauh, tips ini bisa kalian pertimbangkan.
Transportasi biasanya menjadi tanggung jawabku jika bepergian dengan kereta, bus atau pesawat. Jika kami menyewa mobil, maka suamiku akan mengambil alih tanggung jawab pencarian dan pemesanan. Di perjalanan sebelumnya seperti biasa kami membandingkan antara kereta dan mobil. Pada akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan kereta.
Ada beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan sebelum memutuskan menyewa mobil atau naik kereta atau bus:
- Mobil: jumlah penumpang serta jumlah bagasi dengan kelas mobil yang dipilih, biaya bahan bakar (biasanya bensin), biaya parkir, bandingkan harga sewa mobil dengan kilometer yang dibatasi dengan jumlah kilometer bebas.
- Kereta/Bus: harga tiket PP, tiket transportasi dalam kota, waktu keberangkatan kereta, durasi perjalanan, lokasi stasiun/terminal bus dengan tempat penginapan.
Khusus untuk kereta atau bus: bila harga yang paling masuk akal ternyata waktu keberangkatan atau kepulangannya tidak di jam yang baik untuk anda dan anggota keluarga, sebaiknya pertimbangkan lagi apakah perjalanan ini sangat penting dan mendesak untuk dilakukan.
Let’s Go!
Jika sudah terpenuhi semuanya berarti teman pembaca sudah siap untuk pergi berlibur dadakan. Satu lagi yang perlu diingat, jika anda adalah orang yang tidak bisa dalam tekanan sebaiknya dalam mempersiapkan perjalanan spontan ini didelegasikan saja hehehehe.. Bisa didelegasikan ke pasangan atau ke agen perjalanan.
Bagaimana pengalaman teman-teman? Adakah tips lainnya yang bisa ditambahkan untuk menyempurnakan perencanaan perjalanan dadakan ini?
Salam,
-ameliasusilo-