5 Keripik Indonesia yang Dirindukan
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh…
Bismillahirrohmaanirrohiim…
Siapa yang kalau makan besar belum lengkap tanpa kehadiran kerupuk?
Siapa yang hobinya ngemilin keripik dan atau kerupuk?
Apakah kerupuk dan keripik berbeda?
Ternyata ya! Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerupuk adalah makanan yang dibuat dari adonan tepung dicampur dengan lumatan udang atau ikan, setelah dikukus disayat-sayat tipis atau dibentuk dengan alat cetak, dijemur agar mudah digoreng. Sedangkan keripik adalah panganan goreng yang dibuat dari kentang, ubi kayu, dan sebagainya yang diiris tipis-tipis lalu digoreng.
Kamu tim kerupuk atau tim keripik?
Nah, kali ini aku akan bercerita tentang keripik-keripik yang saat masih di Indonesia dulu termasuk yang sering kukonsumsi. Sebetulnya ada banyak jenis yang ingin kubahas, namun kali ini aku hanya membahas lima jenis terlebih dahulu. Diantara keripik-keripik yang kusebutkan ini ada yang lebih nikmat dimakan bersama nasi dan ada pula yang enak dimakan begitu saja. Berikut ini adalah lima jenis keripik yang kurindukan.
1. Keripik Paru
Keripik Paru itu the best!
Mau dimakan pakai nasi hangat plus kecap atau dimakan begitu saja, sama nikmatnya. Sejak tinggal di perantauan makan keripik ini perlu diirit-irit apalagi karena kami sekeluarga doyan semuanya. Kadang sampai remah-remah sisanya masih dijadikan pelengkap lauk pauk saat makan besar saking nikmatnya keripik ini.
Meskipun keripik ini bisa dengan mudah didapatkan, apalagi sejak adanya toko online, keripik favoritku adalah yang berasal dari kota Solo. Penjualnya spesifik pula ada di dalam Pasar Gede hihihi… Ada lagi yang enak, yaitu yang dijual di toko oleh-oleh Solo yang lokasinya tidak jauh dari Singosaren. Sejak ibu dan mertuaku belum kesini lagi, serta kami juga belum sempat pulang ke Indonesia, persediaan keripik ini di rumah sudah lama sekali habis. Jadi rasanya rinduuu sekali makan keripik ini.
2. Keripik Usus
Sama halnya dengan keripik Paru, keripik Usus bisa dimakan sebagai lauk pelengkap maupun sebagai kudapan. Namun untukku pribadi, aku lebih suka mengkonsumsinya bersama dengan nasi, kecap dan sambal atau nasi beserta lauk pauk sayur lainnya.
Keripik Usus yang aku sukai ini biasanya bukan yang keras ya. Jadi ada jenis keripik ini yang berbunyai kriuk ketika awal dimakan tetapi lembut saat sudah mulai melumat. Jadi tidak kriuk-kriuk terus menerus. Oh iya bila dicampurkan ke kuah sup atau soto wah rasanya ulalaa…
Tidak semua keripik enak menurutku. Ada yang terkadang memiliki rasa yang agak pahit. Kadang pula ada yang masih agak mengeluarkan bau-bau tertentu. Sama seperti keripik Paru, penjual favorit adalah penjual yang ada di pasar Gede Solo.
3. Keripik Singkong
Keripik Singkong ini sebetulnya bisa didapatkan di toko Asia maupun di toko Indonesia di Jerman. Tetapi rasa dari keripik kemasan ini menurutku jauh berbeda dengan rasa keripik Singkong yang dijual di pedagang keripik gerobak di pinggiran jalan di Jakarta. Rasanya asin manis bercampur jadi satu. Rasa asinnya tidak terlalu asin. Rasanya manisnya tidak sampai membuat giung.
Dulu banget saat aku masih kecil, penjual langganan keluarga berada di Kemanggisan. Si abangnya ini setiap kali kami kesana atau saat kami kebetulan melewati jalan ini selalu saja ada pelanggan yang sedang menunggu untuk dilayani. MasyaAllah ya rejekinya. Kebetulan di jalan itu juga hanya beliau satu-satunya yang berjualan keripik Singkong.
Cerita rindu makanan Indonesia lainnya: 5 Camilan.
4. Keripik Jamur
Keripik Jamur paling nikmat dijadikan camilan. Jenis jamur yang paling enak dijadikan keripik menurut adalah jamur kecil-kecil berwarna hitam yang ada di Indonesia. Disini aku belum pernah menemukan jenis jamur tersebut.
Setahuku ada dua tempat yang menjual keripik Jamur favorit ini. Mungkin ada juga tempat yang lainnya hanya saja kebetulan aku pernah membeli disana. Yang pertama adalah toko yang sama yang menjual keripik paru diatas. Yang kedua adalah toko yang menjual Bandeng Presto di Jakarta, tepatnya di sekitar kampus Bina Nusantara.
5. Keripik Ceker
Aku baru mengenal keripik Ceker saat dibawakan oleh-oleh dari kota Solo. Ceker ini adalah kaki ayam. Toko di Solo tempat langganan membeli keripik ini sama halnya dengan keripik Paru dan keripik Usus di atas.
Sama halnya dengan keripik usus, tidak semua keripik ceker rasanya enak. Terkadang ada yang rasanya pahit dan ada bau khas yang keluar. Yang ada warna hitam belum tentu rasanya pahit. Yang jelas keripik ini bagiku nikmat jika dijadikan menu pelengkap seperti halnya kerupuk.
Adakah teman-teman yang memiliki kerinduan yang sama?
Salam,
-ameliasusilo-
Referensi:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Aplikasi KBBI